Sabtu, 10 Desember 2011

Sepak bola

Hampir 250 Juta penduduk Indonesia yang tersebar di 33 Propensi.
Olah raga sepak bola merupakan olah raga yang pupuler disamping olah raga yang lain, murah masal dan mengasyikkan.
Coba lihat satu bola bundar direbutkan oleh 22 orang pemain yang dipandu oleh 3 orang ( satu wasit dan 2 pembantu ).
Namun apa hendak dikata sampai saat ini bangsa kita yang besar belum bisa medapatkan 20 orang saja pemain sepak bola yang bisa menjuarai suatu Piala tertentu, dengan berbagai alasan.
Mengapa bisa begitu ??

Ya karena mungkin penulis menganggap ada suatu kesalahan sistem dalam pembinaan, padahal kita semua tahu, biar sepak bola itu sarat dengan biayah murah, namun pembinaan masih belum tersusun rapih.
Coba kita amati disana ada MENPORA, ada PSSI ada KONI dll, tapi mereka semua belum bisa bekerja secara team, belum pernah menjalin suatu kerja sama pembinaan tapi merasa dirinya adalah induk dari semua olah raga dan berhak atas semua.

Ini adalah mungkin gejalah suatu ketidak hormonisan dari atas kebawah atau sebaliknya.
Namun kita belum pernah melihat kebawah disana ada yang namanya DIKNAS, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten sampai dengan Propensi.

Mengapa kita tidak mencoba bekerja sama dengan mereka ??? mulai dari Kelurahan semisal.
Kita tanamkan Olah raga sepak bola sedini mungkin didesa yang seharusnya bekerja sama dengan DIKNAS setempat, untuk tingkat kelurahan harus ada kompetisi sepak bola di tingkat sekolah Dasar, di tingkat Kecamatan harus ada kompetisi tingkat SMP dan ditingklat kecamatan harus ada kompetisi tingkat SMA di Kabupaten harus membina pemain usia 16 tahun s/d 20 tahun dan dan tingkat Propensi adalah pusat pematangan baru Tingkat Nasional yang akan dibina menjadi Juara diberbagai Piala, dengan demikian Pembinaan persepak bolaan Nasional tidak akan mengalami kekurangan pemain atau terlambat dalam pembinaan.

Apa masalah dana menjadi kendala ?????
Disini jangan lupa tentu reward dan panismen diberlakukan dengan ketat termasuk juga Pelatihnya.
Terutama ditingkat desa / kelurahan tempatnya cikal bakal Atlet berprestasi pembesar di Jakarta jangan takut kotor sepatunya untuk turun ke desa, mereka pasti akan bangga ada pejabat yang datang, namun jangan pulan menunggu uang saku.

Disini juga harus ada tim pemantau mulai dari tinkat kelurahan hingga tingkat Nasional usahakan bertahap jenjangmya, dari kelurahan naik dikecamatan dan seterusnya.
Dengan sistim berjenjang sepok bola Nasional pasti tidak menunggu waktu lama akan menjadi can sepak bola Dunia, jangan dibiasakan ada titipan atan rasa suka dan tidak suka Pelatih dalam memilih pemain, Pelatih juga harus siap bertanggung jawab atas anak asuhnya siap mundur bila gagal dan siap terima bonus setiap keberhasilan, untuk Pelati yang bibirnya hanya dower cepat disingkirkan karena pasti pelati ini tidak banya berfikir hanya bisa bicara mencari alasan dalam suatu kekalahan.

Demikian mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan dalam tulisan saya ini

Salam olah raga.

Saya tunggu komennya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar